Seminar Nasional Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah 2021

      Seminar Nasional merupakan agenda rutin Divisi Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah (HMIS) FIS UNY. Sebagai calon sejarawan, seorang mahasiswa yang menggeluti bidang sejarah dituntut untuk memperkaya referensi. Maka dari itu, Seminar Nasional ini digunakan sebagai ajang untuk memberikan wadah kepada mahasiswa dan kalangan umum untuk memperkaya pengetahuan dan referensi dalam bidang  kesejarahan. Dalam Seminar Nasional tahun 2021 ini mengusung judul “Jalur Rempah dan Upaya Dekolonisasi”. Menurut Muhammad Raflisyah, selaku panitia pelaksana Seminar Nasional, dalam sambutannya, "Pemilihan tema seminar tahun ini dilakukan dengan pertimbangan dari tren kesejarahan yang ada dengan mendukung program Kemendikbud yang sedang berjalan dengan mengusulkan jalur rempah ini sebagai jalur budaya warisan budaya."
      Jalur rempah yang pernah jaya pada masanya itu memberikan dampak positif maupun dampak negatif. "Rempah ruah yang kita punya kala itu di kepulauan Banda bahkan menjadikannya senilai dengan satu Pulau Manhattan yang ada di New York sana. Ini adalah salah satu anugrah sekaligus bencana bagi Nusantara atas perilaku-perilaku orang Barat dalam menguasai rempah," imbuh Rafli. Penjabaran singkat tentang tema yang diangkat dalam Seminar Nasional oleh Rafli kemudian diperdalam lagi oleh para pembicara yang mumpuni di bidang kesejarahan dan rempah. Para pembicara ini di antaranya: I Gusti Agung Anom Astika,   Dr. Abd. Rahman Hamid, M. Si, dan Prof. Bambang Purwanto, M.A.
      Seminar Nasional yang dilaksanakan melalui tatap maya ini memperoleh antusiasme yang cukup tinggi dari khalayak ramai. Baik melalui platform Zoom maupun kanal YouTube HMIS UNY diikuti oleh banyak orang. Seminar Nasional tahun ini mendapat apresiasi dari pihak Fakultas Ilmu Sosial karena membawakan "sesuatu" yang baru sebelum acara inti berlangsung. Hal yang baru ini yaitu pembacaan puisi dengan penghayatan yang dalam, sehingga yang menontonnya seakan-akan dapat merasakan suasana dan situasi kala Jalur Rempah berjaya di tengah-tengah kolonialisme.(Fatimah Nabila Azzahro)